"Pentingnya Imunisasi Difteri pada anak usia PAUD/TK "

Assalamualaikum Wr Wb
Salam Bunda cerdas


Apa Sih Difteri itu ????

Difteri adalah infeksi bakteri yang memiliki efek serius pada selaput lendir hidung dan tenggorokan. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menghasilkan racun yang merusak jaringan pada manusia, terutama pada hidung dan tenggorokan.

Bagaiman Tanda Penyakit Difteri ?


Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya lapisan yang khas pada selaput lendir saluran napas, dan adanya kerusakan otot otot jantung dan jaringan saraf. Penularan difteri biasanya terjadi akibat kontak langsung dengan penderita atau carrier(pembawa kuman) karena kuman Cotyneoectetium diphteriae keluar bersama dengan air ludah penderita pada saat batuk, bersin, dan berbicara.
Gejala awal penyakit yang masa inkubasinya umumnya antara 2-5 hari ini adalah sakit tenggorokan yang ringan dan demam (antara 37,838,9°C). Pada anak-anak biasanya disertai rasa mual, muntah, menggigil, dan sakit kepala. Lalu, terdapat lapisan tipis yang khas, biasanya di daerah tonsil, berwarna putih keabuabuan kotor, kasar dan melekat erat, sehmgga apabila diambil secara paksa menimbulkan perdarahan.
Penyakit ini bisa tetap ringan-ringan saja, tetapi sering bertambah parah dengan keluhan sakit saat menelan dan tubuh melemah. Faring (kerongkongan) dan laring (saluran napas) juga membengkak sehingga menyumbat jalan pernapasan dan biasanya terdengar suara serak saat anak menarik napas. Jika anak sudah terkena penyakit ini, untuk membantu pernapasannya biasanya dokter akan melubangi tenggorokan (trakeotomi).
Selain terjadi kelumpuhan pada langit-langit lunak, napas anak akan berbau busuk dan kelenjar limfe pada leher membengkak. Meskipun kuman difteri paling sering menyerang saluran napas baglan atas, seperti hidung, tenggorokan, dan tonsil, namun kuman ini dapat pula menyerang pusar, selaput putih mata, dan vagina. Komplikasi lain yang dapat
terjadi pada penderita difteri adalah kuman difteri menyerang ginjal, atau otot-otot jantung (myocarditis). Karena kuman difteri dapat mengeluarkan zat racun (eksotoksin), maka penyakit ini juga dapat menimbulkan kematian mendadak dan kelumpuhan saraf-saraf tepi.

Difteri disebabkan oleh Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi. Jika anak menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, maka ia dapat terkena difteri. Cara ini sangat efektif untuk menyebarkan penyakit, terutama pada tempat yang ramai. Penyebab lainnya adalah kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Anak dapat terkena difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang membawa bakteri. Pada kasus yang langka, difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan bersama, seperti handuk atau mainan. Menyentuh luka yang terinfeksi juga dapat membuat bakteri terekspos yang menyebabkan difteri.

Apa yang meningkatkan risiko terkena difteri?

Ada banyak faktor risiko untuk difteri, yaitu:
• Lokasi yang ditinggali
• Tidak mendapat vaksinasi terbaru
• Berpergian ke negara yang tidak menyediakan imunisasi
• Memiliki gangguan sistem imun, seperti AIDS
• Tinggal di kondisi yang tidak bersih atau ramai.

Lalu bagaimana pencegahannya?

Cara paling efektif untuk mencegah penyakit ini adalah dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal agar vaksin yang diberikan dapat bekerja secara optimal. Mengapa imunisasi merupakan cara paling efektif? Karena imunisasi merupakan bentuk pencegahan sehingga kemungkinan terkena penyakit tersebut sangat kecil. 

Mengapa Pentingnya Anak Usia PAUD/TK Juga menjadi Sasaran Utama Imunisasi Difteri ini ?

dirasa bahwa pada anak usia dini ini seluru siswa sedang banyak sekali mengeksplor dan berinteraksi dengan dunia luar disekolah, di lingkungan rumah bahkan dimanapun, dan juga pada anak usia dini juga anak-anak masih sangat rentan dengan penyebaran penyakit dikarenakan sistem imunitas dalam tubuhnya belum terbentuk sempurna. untuk itu pemerintah memprioritaskan target utama darinmulai usia 0-19btahun untuk mendapatkan imunisasi ini secara lengkap agar sistem kekebalan tubuh terbentuk dan dapat mengindari penyakit ini menyebar. 

Dimana Kita bisa dapatkan Vaksin yang tidak palsu tersebut ?


Bunda tidak perlu bingung dan khawatir tentang bagaimana dan dimana kita dapat mengimunisasi putra/putri kita, sungguh sangat apreasiasi yang sangat besar kepada Indonesia khususnya Kementrian Kesehatan Republik indonesia bahwasanya, vaksin ini sudah bisa kita dapatkan melalui dinas kesehatan i tiap wilayah seluruh indonesia bahkan bekerjasama dengan PUSKESMAS, POSYANDU dan SEKOLAH (PAUD/TK, SD,SMP dan SMA). ini suatu bukti bahwa indonesia sangat memperhatikan kesehatan warga negaranya.

Mitos Halal Dan Tidak Imunisasi ?

MUI Pusat akhirnya membuat fatwa terkait imunisasi dan vaksin dari sudut pandang Islam. Dalam Fatwa MUI No.4 Tahun 2016 menimbang ketentuan umum imunisasi sebagai proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu dengan cara memasukkan vaksin. Sementara, vaksin merupakan produk yang berisi antigen berupa mikroorganisme. 

Pertimbangan hukum juga mengaitkan al dlarurat, yakni kondisi keterpaksaan yang apabila tidak dilakukan akan mengancam jiwa manusia. Kemudian menimbang al hajat yang merupakan kondisi terdesak sehingga menyebabkan penyakit berat atau cacat pada seseorang.

Dalam fatwa tersebut MUI Pusat mengeluarkan ketentuan, imunisasi pada dasarnya dibolehkan atau mubah sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya suatu penyakit. Kemudian vaksin imunisasi wajib menggunakan bahan halal dan suci. 

Imunisasi berbahan haram boleh dilakukan apabila dalam kondisi darurat atau terdesak, kemudian belum ditemukan vaksin lain yang berbahan halal. Namun pemberian vaksin berbahan haram harus dengan catatan bahwa jika seseorang tidak mendapat vaksin akan menyebabkan kematian, kecacatan, atau penyakit berat.

So, bunda jangan khawatir ya semua ini bagian dari kita sebagai umatnya yang senantiasa ikhtiar dalam kebaikan dan menjagaa amanah yg diberikan oleh Allah kepada kita yaitu seorang anak.

Gejala Setelah Imunisasi ?

bunda tidak usah khawatir setiap anak yang diimunisasi akan berbeda respon tubuh yang dialami ketiaka vaksin tersebut dmasukan kedalam tubuh putra/putri kita antara lain :
1. Demam (1-2 hari)
2. Bengkak 
3. Muntah-muntah 
4. Pingsan
jika hal diatas terjadi pada putra/putri bunda yang harus kita lakukan adalah :
  • Pastikan Ketika akan diimunisasi kondisi Putra/putri kita dengan keadaan Sehat 
  • Buat suasana Imunisasi tidak menyeramkan atau menegangkan/ jika putra/putri kita sudah masuk usia sekolah dimana dapak kita komunikasikan dengan baik tentang pentingga imunisasi dan dampak tidak diimunisasi melaui gambar interaktif yang menyenangkan tidak menyeramkan.
  • Sarapan sebelum diimunisasi
  • Jika Terjadi Demam pada putra/putri kita setelah diimunisasi berikan obat penurun panas
  • Jika pada lengan bekas imunisasi membengkak juga bunda tidak perlu khawatir bunakan air hangat dengan handuk dikompreskan dilengan putra/putri kita yang bengkak.
  • Apabila putra/putri kita muntah-muntah dan sampai pingsan berikan teh manis hangat dan tidurkan dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala dan releksasi dengan wangi-wangian ataupun aroma theraphy. jika kondisi terus menurun bundahapap membawa putra/putri ke dokter atau puskesmas terdekat.

semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita sebagai orangtua yang cerdas dalam mendidik dan merawat buah hati kita...

salam bunda smart

Komentar